Jenis
|
ANGGREK
|
Harga Sewa
|
Rp 40.000,-
|
Pot
|
2 (dalam dan luar)
|
Covering
|
Batu
|
Kunjungan Pemeliharaan
|
1 Minggu Sekali
|
Pergantian Tanaman
|
2 Minggu Sekali
|
Kontrak
|
Minimal 6 Bulan
|
Pembayaran
|
1 bulan sekali
|
Contact Person
|
Mahdi (021) 55703466, 081373383474
|
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae)
hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam
pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor
lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta
pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek
yang dibudidayakan memerlukan temperatur 280C dengan temperatur minimum 150C.
Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi
temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman.
Berdasarakan pola
pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan
monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang
utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman
yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan
tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial
antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp.
Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp.,Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp.,Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Pembibitan
Perbanyakan tanaman anggrek
pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda
kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah
sebagai berikut :
1. Perbanyakan vegetatif
malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp.,
Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari
batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar
dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media
yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai
campuran pecahan genting atau batu bata.
2. Perbanyakan generatif yaitu
dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan
makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang
bersimbiosis dengan biji tersebut.
Metode kultur in vitro yaitu
menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata
tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada
media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).
Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam
di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan
naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya
tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi
ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam
rumah kaca (green house).
Media tanam
Media tumbuh yang baik harus
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber
penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara
baik, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya.
Untuk pertumbuhan tanaman
anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6. Media tumbuh
sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga optimal, sehingga perlu
adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan
di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut
kelapa, arang dan kulit pinus.
Anggrek pot
Stadia pertumbuhan (umur)
tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan. Perlu
diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari waktu yang
diperlukan untuk memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar
lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah
rusak dari pada tanaman yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup
atau persentase bunga yang mekar masih rendah.
Pemupukan
Kualitas dan kuantitas pupuk
dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada
fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian
pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang
berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan
pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan
pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.
Panen dan Pascapanen
Keistimewaan tanaman anggrek
terletak pada penampilannya saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan
mutu penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan
pasca produksi. Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman
anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah
tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan kerusakan
mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain
kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur dan lama
pengangkutan.
Post a Comment